Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

RINDU

Gambar
Setibanya rindu dari tempat yang jauh, persilahkan ia untuk duduk dan menikmati seduhan kenangan dimasa lalu. Berbincang-bincanglah perihal cinta yang baru ia temui disana atau tangis yang kau tahan disini. Jangan biarkan waktu berlalu begitu saja. Jika bahagia hari ini tak menjamin datangnya hari esok, maka biarlah kenikmatinya tetap seperti ini hingga langkah harus kembali membawa rindu itu menjauh. Tak perlu basa-basi seperti para pecandu rindu palsu. Seadanya saja. Jujur dari hati. Tulus dari batin. Kalau pun harus, jangan sampai itu terdengar membosankan atau hanya jadi surga telinga. Bahagia tak harus dengan kata-kata pujian. Senyummu mungkin lebih tau itu. Persembahkan ia pada rindu. Mungkin kelak ia akan menjadi penuntun dikala sesat datang melanda rindu yang jauh. Membawanya kembali kepelukmu yang lembut. Mendekatlah perlahan. Genggam rindu itu dan rasakan getar dalam penantiannya. Persis sama seperti tanya yang tiap saat kau layangkan pada waktu. Perihal keberada...

PAMIT

Gambar
Dari langka kecil kita memulai perjalanan yang jauh. Menuju jarak yang tak terbatas lalu hilang ditelan arah. Bertemu dengan orang-orang baru, kemudian bersahabat dekat lalu menjadi akrab. Tanpa sadar jatuh dalam rasa yang kita sebut cinta dan kasih sayang. Seperti biasa kita memang hanyalah makhluk yang mudah terbawa suasana dan sering menerka-nerka isi hati sesama. Hingga akhirnya menyesal karena salah menanggapi rasa. Seiring langkang menghilang dibalik waktu yang terus berputar, ada zona nyaman yang kita lupakan. Rumah. Seperti itu kita menyebutnya. Tempat dimana terdapat orang-orang yang menyayangi kita. Lalu apa jadinya jika didalam perjalanan kita menemukan tempat dimana terdapat orang-orang yang menyayangi kita sebagaimana yang kita dapatkan dirumah ? Bisakah kita menyebutnya dengan rumah ? Ataukah hanya tempat bersinggah yang kemudian kelak akan terlupakan saat langkah memaksa kita untuk kembali pulang ? Bukankah kita sering kali pergi sejauh-jauhnya untuk kemudian k...

PENANDA

Berbaring. Terpejam. Lalu hilang ditelan lelap. Menanti suara bising dari nada dering. Berharap itu dari seseorang yang dinanti. Resah dan gelisah terbawa sampai sanubari. Tak lepas hingga mimpi menjadi hal yang menakutkan disetiap detiknya. Kau dimana ? Apakah malammu semenakutkan malamku ? Semoga saja tidak begitu. Karena mungkin kau tak mampu melewati itu. Biarkan aku yang merasakannya tak perlulah kau. Terbelalak. Rindu memaksaku membuka mata. Mengusap layar smartphone ku sesekali. Tak ku temui notifikasi yang bertuliskan namamu. Padahal disetiap akun media sosialku telah ku kirimkan tanda-tanda rindu akan hadirmu. Entahlah, mungkin kau tidak punya kuota atau sedang menjauh dari media social yang akhir-akhir ini menyakitimu. Hubungi aku jika kau temui tulisan ini. Agar rindu tak selalu tentangku. Ini kisah kita kan ? Atau hanya aku yang merasa ? Kau tau rindu akan semenakutkan ini saat kau jauh dan tak disisiku.

MENGENANG

Tau apa yang ku temukan dibalik senyummu hari ini ? Ya.. Aku menemukan kisah yang belum berakhir. Kisah yang mungkin saja bisa kita mulai lagi tapi kita lebih memilih untuk menahan diri. Dua tahun bukan waktu yang cukup singkat untuk dilupakan. Ada rona merah dipipimu. Sekilas memang tampak samar. Namun setiap kali kita memulai mengenang masa itu, rona merah itu nampak jelas. Sepertinya ia ingin berbicara dalam rasa malunya. Namun sekali lagi hanya senyum yang bisa menerjemahkannya. Mata yang berbinar seakan-akan menahan keinginan untuk secepatnya menghentikan kenangan itu. Kenangan dua tahun lalu tak ingin kita selesaikan hanya dengan pertemuan semalam. Ini belum waktunya mengucapkan salam perpisahan, berjabat tangan, lalu saling berpaling muka. Detik demi detik menenggelamkan kita dalam sungai ingatan masa lampau. Saat-saat dimana jauh menjadi rindu dan dekat tak mau terpisah. Berapa harga untuk kembali ke masa lalu ? Dua jenis minuman dingin yang bersanding diat...