SEBUAH PERTEMUAN
Hal
terbaik yang ku temukan hari ini adalah senyummu. Ya, walau pun tak sama
seperti yang dulu, tapi setidaknya masih ada rindu yang bersemayang disana.
Ingin ku tanyakan “ Apa kabarmu hari ini ? “, tapi bibir enggan untuk berucap.
Entahlah. Mugkin ada sesal yang menghalangi ia terucap atau takut yang sengaja
muncul. Setauku, bibir ini tak pernah kaku saat menyapamu dulu.
Luka
itu mungkin masih bersemayang disana. Disisi ruang hati yang belum terisi.
Berharap seseorang hadir menjadi antibiotik. Walau tidak mengobati, namun cukup
untuk membuatmu lebih kuat menjalani hari. Pedih ? Seperti itulah masa
transisi. Percayah kau akan tersenyum kembali.
Tak
perlu menoleh lagi. Biarkan aku duduk dibelakangmu. Aku takut senyumku
melukaimu lebih dari yang lalu. Tenanglah sebentar lagi kita akan terpisah dan
jangan biarkan pipimu basah. Anggap aku sampah yang telah mengotori dan
mencemari kehidupanmu. Tak ada dosa membalas orang yang menyakitimu. Kau berhak
atas itu dan demikian pula diriku.
Mungkin
dulu “ KITA ” pernah ada, tapi kini yang ada hanya “ AKU “ dan “ KAU “. Jangan
dipaksakan untuk menyatukan dua kata yang tak seharusnya menyatu. Biarkan
seperti itu. Kisah itu telah berlalu dank au pun tak inginkan didatangi orang
dari masa lalu yang kelabu.
Memaafkanku
adalah hal yang paling bodoh yang mungkin akan kau lakukan. Tapi aku tau persis
kau seperti apa. Kau terlalu cerdas untuk melakukan hal-hal bodoh seperti itu.
Komentar
Posting Komentar